Google
 

Thursday, April 5, 2007

Pentingnya Terumbu Karang


Terumbu Karang Rusak, Tangkapan Ikan Turun 50 Persen
Emilius Caesar Alexey
www.kompas.com
14 Juli 2006

Kerusakan terumbu karang akibat penggunaan bom dan pukat harimau membuat hasil tangkapan ikan karang di perairan Bangka Selatan turun sampai di atas 50 persen. Penurunan itu sangat merugikan nelayan lokal karena saat ini ombak laut sedang tinggi akibat musim angin tenggara sehingga mereka tidak dapat melaut sampai jauh.

"Hasil tangkapan ikan karang sebenarnya menjadi andalan kami jika terhalang ombak setinggi dua meter. Selain lokasi karang yang dekat pantai, harga beberapa jenis ikan karang juga mahal. Sayangnya, hasil tangkapan kami jauh merosot jika dibandiingkan tiga tahun lalu," kata Syarif, nelayan Desa Penutuk, Pulau Lepar, Bangka Selatan.

Menurut Syarif, dalam satu hari pelayaran, hasil tangkapan nelayan di pusat-pusat terumbu karang hanya mencapai sekitar 10 kilogram. Padahal, dulu tangkapan ikan karang dapat mencapai 20 sampai 30 kilogram per hari.

Arifin, nelayan Desa Sadai, mengatakan, penurunan hasil tangkapan ikan itu terjadi sejak bermunculannya kapal-kapal pukat harimau dari Thailand, Riau, dan Jawa. Para nelayan luar Bangka itu juga menggunakan bom dan racun untuk menangkap ikan sehingga merusak terumbu karang.

Beberapa terumbu karang yang rusak adalah gugus karang Sawar Mayong, Bemban, dan Sawar Bulat. Kerusakan itu sangat parah sehingga hanya sedikit ikan yang berkembang biak di gugus karang itu. Padahal, ikan kerapu, seminyak, dan mayong, yang biasa berkembang biak di karang, harganya mahal dan menjadi salah satu andalan pendapatan nelayan.

Harga ikan kerapu berkisar antara Rp 70.000 sampai Rp 300.000 per kilogram. Sedangkan, harga ikan seminyak dan mayong mencapai kisaran Rp 10.000 sampai Rp 17.000 per kilogram.

Patroli polisi, TNI Angkatan Laut, dan nelayan lokal telah berhasil menghentikan aktivitas perusakan terumbu karang dalam enam bulan terakhir. Namun, akibat kerusakan itu masih terasa sampai saat ini.

Menanggapi keluhan para nelayan, Gubernur Bangka Belitung, Hudarni Rani, mengatakan, meskipun banyak terumbu karang yang rusak, jumlah ikan yang ada di perairan Babel masih mencukupi untuk memenuhi kebutuhan nelayan. Akan tetapi, peralatan dan kapal yang masih sederhana membuat mereka kesulitan untuk menangkap ikan yang lokasinya agak jauh.

Oleh karena itu, pemerintah akan membantu pengadaan peralatan modern guna mencari ikan bagi nelayan. Sementara itu, terumbu karang yang rusak akan dibiarkan memulihkan diri, dengan kecepatan dua sentimeter setiap 10 tahun. Patroli juga terus diaktifkan agar tidak ada perusakan terumbu karang lainnya.

No comments:

Shared Item