Google
 

Monday, April 2, 2007

Bangka Belitung

Provinsi Bangka dan Belitung (Babel) adalah provinsi berbentuk kepulauan dengan luas wilayah 81.725,14 kilometer persegi, terdiri atas dua pulau besar yaitu Pulau Bangka dan Pulau Belitung serta 254 pulau-pulau kecil disekitarnya dengan panjang pantai sejauh 1.200 km persegi terbagi dalam tujuh kabupaten/kota.

Dengan keunggulan ini dan didukung dengan ekosistem wilayah kepulauan, pesisir dan pulau-pulau kecil dengan karakteristik beragam membuat Kepulauan Bangka-Belitung merupakan wilayah pengembangan wisata bahari seperti menyelam, memancing, scuba dan snorkeling. Khusus untuk kegiatan pemancingan (fishing spots) maka Bangka Belitung sangat potensial karena lautnya memiliki jenis-jenis ikan yang menarik bagi penggemar mancing seperti kakap merah, kerapu, tongkol, tenggiri. Ikan-ikannya bisa diperoleh sepanjang musim dengan tingkat perubahan temperatur air relatif stabil.

Pemprov Bangka Belitung bahkan telah menerbitkan brosur-brosur khusus untuk penggemar mancing ini dengan sedikitnya delapan lokasi yaitu di Pulau Lampu, Pulau nangka, Pantai Rambat, Air Mas dan Keranji, Sedai dan Lepar Pongok, Bukit Perahu, Tanjung Kelayang, Pantai Burung Mandi dan Pulau Memperak lengkap dengan keterangan jenis-jenis ikan yang bisa dipancing ditiap spot.

Wilayahnya memang kaya dengan ekosistem pantai, mangrove, lamun, terumbu karang dan estuaria yaitu daerah perairan yang merupakan tempat pertemuan air tawar dan asin membuat Bangka Belitung juga kaya akan potensi sumber daya perikanan selain hasil tambang timah yang sudah lama dikenal.

Pulau Bangka dan Belitung terletak berdampingan diapit Laut Cina selatan dan laut Jawa. Nama Bangka berasal dari Wangka yang berarti timah, Jata Wangka juga tertulis dalam prasasti Kerajaan Sriwijaya yang ditemukan dekat kota Kapur, Bangka Barat bertarikh 686 Masehi. Pulau Bangka terletak sekitar 25 Km di timur lepas pantai Sumatera Selatan sedangkan Pulau Belitung berada di tenggara Pulau Bangka.

Pulau Bangka dan Belitung bahkan memiliki sejumlah pantai yang paling indah di Asia tenggara. Kedua pulau ini pun dapat dicapai dengan mudah hanya setengah jam penerbangan dari Palembang. Wisatawan yang datang ke pulau ini adalah untuk menikmati pantai yang berpasir putih.

Pantai Matras, Pantai Rumodong, Pantai Tanjung Pesona, Pantai Tanjung Kelayang, Pantai Burung mandi merupakan deretan pantai yang tersebar di provinsi ini dengan keindahan alamnya. Pantai Parai Tenggiri di utara Pangkal Pinang merupakan kawasan teluk yang dihiasi dengan bebatuan karang besar yang sangat indah dengan fasilitas hotel berbintang.


Sejarah
Sejak abad ke 7 Pulau Bangka sudah dikunjungi orang-orang hindu yang datang dari Siantan, Johore, Malaysia. Kemudian di susul oleh bangsa belanda, Inggris dan Jepang dalam Perang Dunia II. kedua pulau ini berada dibawah pengaruh kerajaan Sriwijaya dari abad ke-7 hingga 13 maupun kerajaan-kerajaan di Jawa dari abad ke-14 hingga ke-17.

Pada abad ke-18, Pulau Bangka dan Belitung berada dibawah kontrol Sultan Palembang, sebelumnyaKetika deposit timah pertama kali ditemukan di Mentok pada tahun 1710, Sultan Palembang mengundang banyak tenaga buruh dari Cina untuk bekerja di tambang-tambang timah tersebut.

Deposit timah ini berada di permukaan bumi sehingga penambangan dapat dilakukan dengan relatif mudah. Para pekerja asal Cina memperkenalkan teknologi penambangan yang lebih baik sehingga produksi timah dapat meningkat. Jumlah pekerja kontrak asal Cina ini mencapai 130,000 orang pada sekitar tahun 1920-an.

Pemerintah Belanda kemudian memberi kepercayaan kepada orang-orang Cina untuk mengelola manajemen penambangan timah ini dan mereka juga diberi hak untuk menjual opium. Hal ini menyebabkan munculnya orang-orang Cina yang kaya raya. Mereka kemudian membangun rumah-rumah besar yang sisanya masih bisa dilihat saat ini.

Satu hal yang menarik adalah hubungan sosial antara masyarakat Cina dengan penduduk pribumi di Bangka dan Belitung yang terjalin dengan baik dan tidak pernah mengalami konflik. Hal ini menjadi suatu hal yang sangat dibanggakan oleh orang-orang Bangka dan Belitung.

Banyak pekerja asal Cina ini yang menetap seterusnya di Bangka dan Belitung ketika kontrak mereka habis dan mereka kawin dengan wanita setempat, keturunan mereka merupakan peranakan Cina yang lebih menyukai hidup dengan cara yang sama dengan penduduk asli; penduduk peranakan Cina ini lebih menyukai bekerja di ladang, menangkap ikan atau bekerja kantoran di kantor pemerintah Belanda daripada bekerja di tambang.

PANGKALPINANG

Kota utama di Pulau Bangka adalah Pangkalpinang yang merupakan kota kecil yang cukup sibuk dengan kegiatan bisnis dan transportasi. Pangkalpinang adalah ibukota Bangka dan merupakan pintu gerbang utama untuk memasuki pulau ini. Rumah-rumah tua peninggalan masa kolonial masih dapat ditemui di sejumlah tempat di kota ini. Sebuah klenteng Cina tua yang dibangun pada tahun 1830 berada di Jl Mayor Haji Muhidir yang merupakan kawasan perdagangan yang cukup sibuk. Klenteng ini dibangun ketika penambangan timah pertama mulai dikerjakan di Bangka dan orang Cina mulai berdatangan.

Pantai Pasir Padi terletak 2.5 Km di selatan Pangkalpinang dan mudah dijangkau dengan angkutan umum. Di kawasan pantai ini terdapat sejumlah restauran yang menyajikan hidangan laut (sea food). Lapangan golf terdapat di selatan Pangkalpinang yang dibangun PT Timah. Di Pangkalpinang terdapat komplek pemakaman (kuburan) yang sangat luas dengan bentuk makam yang aneh, konon 100,000 orang dimakamkan disini.

Pantai terbaik di Bangka terdapat di utara Pangkalpinang yang dapat dicapai dengan kendaraan selama dua jam melalui Baturusa, Sungailiat dan Belinyu. Di sepanjang jalan pantai ini, disebelah kanan jalan, Anda dapat singgah sejenak di sejumlah teluk kecil yang cantik berpasir putih. Di kawasan ini dapat dilihat sejumlah danau yang dulunya merupakan lubang galian tambang.

Muntok

Umumnya wisatawan yang datang ke Muntok adalah untuk singgah sejenak sebelum melanjutkan perjalanan ke Pangkalpinang. Mereka yang datang dari Palembang dengan menumpang kapal akan mendarat di Muntok yang berada tepat di depan muara Sungai Musi. Di Muntok inilah pertama kali tambang timah dibuka. Muntok merupakan ibukota pertama Bangka sebelum dipindahkan ke Pangkalpinang pada tahun 1913 oleh pemerintah kolonial Belanda. Di kawasan pelabuhan Muntok, di dekat sebuah pabrik peleburan timah, terdapat sebuah benteng yang memiliki mercusuar tua yang dibangun oleh pemerintah Inggris ketika Gubernur Jenderal Raffles berkuasa di Jawa (1812-1817). Selama Perang Dunia ke-2, tentara Jepang menggunakan benteng ini untuk memenjarakan tentara sekutu yang tertangkap dan banyak tentara sekutu yang tewas di benteng ini. Di dekat mercusuar ini juga terdapat tugu peringatan untuk mengenang 22 perawat asal Australia yang tewas ditembak Jepang selama Perang Dunia ke-2. Para perawat itu terdampar di Muntok setelah kapal yang mereka tumpangi SS Vyner Brooke tenggelam di perairan Bangka dalam perjalanan menuju Singapura.

Di Mentok terdapat sebuah masjid tua bergaya tradisional Palembang yang dibangun pada pertengahan abad ke-19. Masjid ini terletak berdekatan dengan sebuah klenteng Cina yang kemungkinan dibangun pada tahun 1830-an. Lokasi masjid dan klenteng yang sangat berdekatan ini menjadi simbol dari toleransi agama yang sangat kuat di daerah ini.

Rumah walikota di Mentok merupakan rumah mewah tua peninggalan orang kaya Cina bernama Tjoeng. Rumah ini memiliki tiang-tiang besar di terasnya dilengkapi dengan berbagai perabotan di bagian interiornya yang menggambarkan kekayaan pemiliknya pada masa lalu.

Di sebuah bukit bernama Menumbing (445 m) terdapat rumah yang pernah ditempati Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Mohammad Hatta serta para pemimpin nasional lainnya selama sekitar lima bulan ketika mereka dibuang ke Bangka pada tahun 1949. Rumah yang dinamakan Wisna Ranggam ini dibangun tahun 1932 oleh Belanda. Utusan negara-negara asing juga pernah berkunjung ke wisma untuk berunding.

PULAU BELITUNG

Belitung merupakan kepulauan yang terdiri dari 189 pulau besar dan kecil. Pulau Belitung merupakan yang terbesar dengan panjang 79 km dan lebar 77 kilometer persegi. Seperti halnya Pulau Bangka maka hampir semua pantai dan pesisir di Belitung kaya dengan sumber daya perikanan. Banyak lokasi strategis untuk pemancingan, namun kegiatan unik dan spesifik lainnya adalah menangkap kepiting rajungan dan cumi-cumi di antara pantai dan jajaran pulau karang. Berbagai ikan hias seperti Napoleon, ekor kuning dan ikan Lepuk juga banyak ditemukan di Belitung. Saat ini, banyak wisatawan yang datang untuk bersantai dan bermalas-malasan di pantai Pulau Belitung yang sangat indah. Karang-karang laut yang dulunya merupakan tempat persembunyian penyamun sekarang justru menjadi pusat daya tarik dan keindahan pantai Pulau Belitung.

Terletak ditengah-tengah antara dua pengaruh kerajaan besar yaitu Sriwijaya dan Majapahit, namun ironisnya pulau ini sama sekali tidak menarik perhatian dua kerajaan tersebut karena kondisi alamnya yang miskin. Kini nafas Islamlah yang banyak mempengaruhi tradisi dan adat istiadat di sini seperti dalam upacara adat pernikahan atau selamatan anak. Namun dalam acara-acara adat lainnya masih terasa pengaruh Hindu dan animisme.

Salah satu atraksi yang masih berkembang di kalangan masyarakat Belitung adalah Maras Taun atau Selamatan Kampung yang dilakukan setahun sekali. Biasanya acara ini dilaksanakan usai panen padi sebagai ungkapan terima kasih dan memohon keselamatan padaNya.

Tanjung Pandan adalah ibukota Belitung dan sekaligus sebagai pintu gerbang untuk masuk ke pulau ini. Kota yang terletak di pantai barat Pulau Belitung ini bisa ditempuh sekitar 45 menit dengan pesawat udara dari Jakarta. Jika lewat laut, wisatawan dapat menumpang kapal Cisadane dari pelabuhan Sunda Kelapa dengan memakan waktu sekitar delapan jam. Tiket kapal terdiri dari dua kelas: kelas eksekutif dengan tarif Rp 250.000 dan kelas bisnis Rp 225.000 Pantaiii Tanjung Kelayang

Lokasi wisata pantai yang terbaik terdapat di bagian utara Pulau Belitung, menghadap ke Laut Cina Selatan. Pantai Tanjung Kelayang yang terletak 35 Km utara Tanjung Pandan memiliki pantai berpasir putih yang berkilau dibawah sinar matahari dengan air laut yang membiru seperti warna langit diatasnya. Berbagai formasi batu karang memperindah suasana pantai di pulau ini. Dari Pantai Tanjung Kelayang Anda dapat berjalan kaki sejauh 2 Km ke timur menyusuri pantai, melewati sejumlah teluk kecil, ke Tanjung Tinggi dimana Anda dapat berenang atau menikmati angin laut yang berhembus perlahan tanpa terganggu oleh siapapun. Jangan lupa membawa tas piknik untuk persiapan makan siang jika anda pergi ke tempat ini.

Pulau Lengkuas

Wisatawan dapat menyewa perahu motor untuk pergi ke pulau-pulau kecil di dekat Belitung dimana sejumlah pantai yang lebih indah menanti Anda. Di Pulau Langkuas terdapat sebuah mercusuar dan kawasan pantai dimana kura-kura menetaskan telurnya. Di pantai utara pulau ini terdapat batu-batu kecil berwarna hitam yang berada diantara pepohonan dinamakan Billitonites yang dipercaya sebagai pecahan dari meteor yang jatuh pada masa lalu.

Teluk Gembira

Pantai indah lainnya dapat ditemui di Teluk Gembira yang berada di selatan Mamblong. Pantai ini terletak di ujung barat daya Pulau Belitung, 60 Km dari Tanjung Pandan. Dari pantai ini anda dapat menyewa perahu ke Pulau Mendanau dimana pada masa lalu, menurut ceritanya, para bajak laut menyimpan harta hasil rampokan di gua-gua yang berada di antara berbagai formasi batu-batu karang yang terdapat di pantai pulau ini.

Burung Mandi

Di wilayah timur Pulau Belitung terdapat Pantai Burung Mandi yang berada di utara kota Mangar, 90 Km timur Tanjung Pandan. Di atas sebuah karang di pantai ini terdapat klenteng Cina yang dibangun untuk memuja dewi Guan Yin yaitu dewi kesuburan yang dipercaya dapat membantu pasangan yang ingin memiliki keturunan. Pantai di tempat ini memang tidak seputih pantai lainnya di Pulau Belitung namun tempat ini sangat bagus untuk menikmati terbitnya matahari. Perjalanan dari Tanjung Pandan menuju ke Burung Mandi akan melewati Gunung Tajam yang merupakan puncak tertinggi di Belitung dimana di puncaknya terdapat sumber mata air, air terjun dan danau. Di puncak gunung ini juga terdapat makam tua Datuk Gunung Tajam yang membawa agama Islam ke Belitung dari Aceh pada abad ke-16.

2 comments:

rita said...

Lengkap sekali ulasannya. TOP

Ritaz said...

keren bener!

Shared Item